Bisnis Retail Paling Signifikan

Tuesday 22 April 2014

0 comments

DAFTAR ISI

Daftar Isi ...................................................................................................        1
BAB I          PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..............................................................................        2
B.     Perumusan Masalah......................................................................        5
BAB II     PEMBAHASAN
A.    Sejarah Giant Supermarket & Hypermarket..................................        6
B.     Visi Misi dan Falsafah Perusahaan................................................        8
C.     Struktur Organisasi......................................................................        9
D.    Bidang Usaha Perusahaan............................................................        9
E.     Gerai Giant Supermarket & Hypermarket....................................        10
F.      Dampak Retail............................................................................        14
G.    Kepuasan Pelanggan...................................................................        15
BAB III    PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................        16
B.     Saran.........................................................................................        16
Daftar Pustaka........................................................................................        17



BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Bisnis retail sudah ada sejak zaman dulu, diawali dari bisnis retail tradisional. Bentuk retail tradisional yang sudah dari sejak dahulu adalah pasar tradisional. Pasar tradisional sudah dikenal sejak puluhan abad lalu, diperkirakan sudah muncul sejak jaman kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke -5 Masehi. Seiring waktu dan perkembangan zaman, Indonesia  mulai terpengaruh oleh budaya asing sehingga muncul lah retail modern. Saatini jenis jenis ritel modern di Indonesia sangat banyak meliputi pasar modern, Pasar Swalayan, Dapartment Store, Boutique, Factory Outlet, Speciality Store dll. Pertumbuhan retail modern ini berbanding terbalik dengan retail tradisional. Hal tersebut memang karena mudahnya Indonesia menyerap kebiasaan baru yang berasal dari budaya asing.
Masuk nya retail modern memiliki dampak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Di satu sisi, retail modern dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang luar biasa, tapi di sisi lain dapat membunuh perekonomian sebagian masyarakat yang berkecimpung dalam retail tradisional.
Bila dilihat secara kasat mata, memang persaingan antar retail modern seperti supermarket akan menguntungkan konsumen dan perekonomian secara keseluruhan, namun sesungguh nya bila lebih di teliti lagi, dampak negative tersembunyi di balik perkembangan retail modern tersebut.
Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok orang atau organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan/laba (profit). Pada dasarnya, kita melakukan bisnis adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan (profit).
Sebenarnya tidak hanya itu, masih ada beberapa fungsi dari bisnis yaitu :
  • Mengubah bentuknya (form utility), yang tidak lain dari fungsi produksi
  • Memindahkan tempat produk itu (place utility), atau fungsi distribusi 
  • Mengubah kepemilikan (possesive utility), yaitu fungsi penjualan
  • Menunda waktu kegunaan (Time utility), atau fungsi pemasaran
          Sementara Steinhoff berpendapat bahwa ada tiga fungsi utama bisnis, yaitu :
  • Mencari bahan mentah (acquiring raw material)
  •  Mengubah bahan mentah menjadi barang jadi (manufacturing raw materials into product)
  • Menyalurkan barang yang sudah jadi tersebut ketangan konsumen 
Ada banyak macam jenis yang umunya kita ketahui, macam-macam bisnis ini dapat dikelompokkan berdasarkan aktivitasnya, yaitu :
  1. Manufaktur adalah suatu proses pengolahan barang non jasa yang bersifat fisik, kata manufaktur sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “manus faktus” yang artinya dibuat atau diolah dengan menggunakan tangan. Contoh bisnis manufaktur adalah pabrik pembuatan batu bata dan tempe.
  2. Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak yang lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan, produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
  3. Retail adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi konsumen adalah distributor dan konsumen. Contoh toko waralaba.
  4. Bisnis Pertanian dan Pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman dan barang tambang seperti minyak bumi dan batu bara.
  5. Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
  6. Bisnis Transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain. Contonya Travel.
Salah satu dari Jenis bisnis diatas akan dibahas dalam makalah ini, yaitu Bisnis Retail

Bisnis Retail

Retail berasal dari Bahasa Inggris, yang berarti eceran. Bisnis retail adalah bisnis mengenai jual beli dalam jumlah kecil, eceran atau satuan. Bisnis ini sangat diperlukan, agar barang yang di produksi oleh produsen dapat sampai atau dapat dinikmati oleh konsumen. Bisnis retail memiliki peranan penting bagi perekonomian. Menempati posisi kedua tertinggi setelah pertanian dalam penyerapan tenaga kerja Indonesia. Bisnis ini dianggap bisnis paling menarik, karena bisnis ini tidak pernah lekang oleh waktu. Sedangkan yang dimaksud perusahaan retail adalah perusahaan yang menjual barang eceran tersebut. Perusahaan Retail terbagu menjadi 2, yaitu retail modern dan retail tradisional.

Jenis Bisnis Retail dan Sejarahnya

Bisnis Retail terbagi menjadi 2, yaitu :
1.      Retail Modern
2.      Retail Tradisional

Retail Modern
Sesuai dengan peraturan presiden pasal 1 butir 5 112/700 dan pasal 1 butir 5 Permendag 53/2008 perusahan retail modern diartikan sebagai toko mandiri yang menjual barang secara ecer baik dalam bentuk supermarket, minimarket, dll.. Pasar modern adalah tempat penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari hari), dimana penjualan dilakukan secara eceran dan dengan system pemasaran format self service (konsumen mengambil sendiri barang yang dibutuhkan kemudian membayar di kasir).
Retail modern ini di perkenalkan pertama kali di Indonesia pada era 1970-an, saat ini terdapat 3 jenis pasar modern yaitu Minimarket, Supermarket, dan Hypermarket. Berdasarkan Peraturan Pemerintah yang tertuang dalam Keputusan Presiden RI No. 112/th. 2007, didefinisikan bahwa format pasar swalayan terbagi atas tiga kategori, yaitu :
1.      Minimarket yaitu produk dijualnya hanya kebutuhan rumah tangga, makanan dan termasuk kebutuhan harian, jumlah produknya <5000 item, luas gerainya maksimum 400m2, potensi penjualannya maksimum 200 juta dan area parkirnya terbatas. 
2.      Supermarket produk dijualnya adalah kebutuhan rumah tangga, makanan, dan termasuk kebutuhan harian, jumlah produknya 5000-25000 item, luas gerainya 400-5000m2, area parkirnya sedang (memadai), potensi penjualannya 200 juta-10 milliar. 
3.      Hypermarket produk yang dijualnya adalah kebutuhan rumah tangga, makanan dan termasuk kebutuhan harian, textile, fashion, furniture, dan lain-lain, luas gerainya >5000m2, area parkirnya sangat besar, potensi penjualannya >10 milliar.

Retail Tradisional
Retail tradisional adalah perusahaan yang menjual barang eceran dalam bentuk toko kelontong, pedagang pasar tradisional, pedagang kaki lima, dan sebagainya. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, Pemerintah daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Pasar tradisional sudah dikenal sejak puluhan abad lalu, diperkirakan sudah muncul sejak jaman kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke -5 Masehi. Dimulai dari barter barang kebutuhan sehari-hari dengan para pelaut dari negri tirai bambu, masyarakat mulai menggelar dagangannya dan terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang hingga digunakan mata uang yang berasal dari negri Cina. Bahkan dibeberapa relief candi nusantara diperlihatkan cerita tentang masyarakat jaman kerajaan ketika bertransaksi jual beli walau tidak secara detail. Pasar dijamannya dijadikan sebagai ajang pertemuan dari segenap penjuru desa dan bahkan digunakan sebagai alat politik untuk menukar informasi penting dijamannya. Bahkan pada saat masuknya peradaban Islam di tanah air diabad 12 Masehi, pasar digunakan sebagai alat untuk berdakwah. Para wali mengajarkan tata cara berdagang yang benar menurut ajaran Islam. Kawasan pasar juga merupakan kawasan pembauran karena berbagai macam etnis hadir disana selain masyarakat lokal. Etnis Tionghoa, Arab, Gujarat, India merupakan para pedagang besar waktu itu. Pasar sebagian besar dibangun dipinggir pelabuhan dan sungai untuk memudahkan aktivitas bongkar muat barang dan memudahkan transaksi pembelian.

B.                Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah mengkaji mengenai pengaruh bisnis retail yang signifikan terhadap perkembangan konsumen. Oleh karena itu masalah dalam makalah ini di rumuskan sebagai berikut :
a.       Bisnis retsil apa yang sedang berkembang secara signifikan?
b.      Apa saja dampak adanya bisnis retail tersebut?
c.       Bagaimana tingkat kepuaasan pelanggan terhadap Perusahaan Retail tersebut?



BAB II
PEMBAHASAN
(GIANT SUPERMARKET & HYPERMARKET)



Sejarah Giant Supermarket

Giant Supermarket merupakan anak dari Hero Supermarket yang merupakan industri ritelpasar swalayan (supermarket) terbesar di Indonesia yang berdiri pertama kali pada tanggal 23 Agustus 1971 di Jl. Faletehan I No. 23, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan luas gedung kurang lebih 251 meter persegi atau lebih tepat disebut Toko Swalayan dengan nama Hero Mini Supermarket. Hero Supermarket lahir atas ide Muhammad Saleh Kurnia, putra kelahiran Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Ia belajar berdagang mulai kecil mengikuti jejak orang tuanya yang sudah berdagang barang-barang kebutuhan sehari-hari dikota asalnya.. Sekitar tahun 1948-an keluarga Kurnia hijrah ke Jakarta untuk memulai usahanya agar lebih maju lagi. Orangtua Muhammad Saleh Kurnia mengawali usahanya dengan mengelola usaha kaki lima “Gerobak Dorong” di Gang Ribal (Sekarang Lebih dikenal dengan Jalan Pintu Air Besar Selatan I), Jakarta Barat. Dengan menjual makanan dan minuman. Dari sinilah Muhamad Saleh Kurnia bersama kakaknya mulai aktif membantu orang tuanya mengelola usaha barunya di Jakarta.
Kian hari usahanya semakin berkembang pesat dan pada tahun 1951 usahanya tidak lagi di gerobak dorong tetapi sudah mampu memindahkan usahanya ke pertokoan di jalan yang sama dengan nama Toko Hero. Untuk memperlancar usahanya berkembang pesat pada tahun 1954 Toko Hero mendirikan CV. Hero, yang banyak mengimport makanan dan minuman dari luar negeri.
Tahun 1969 keluarga menyerahkan pimpinan CV. Hero Kepada Muhammad Saleh Kurnia, dan ditangan Muhammad Saleh Kurnia usaha semakin besar dengan banyak mengimport barang dari luar negeri dan menjadi agen beberapa produk import. Melihat potensi pasar produk import yang semakin besar dan belum adanya tempat belanja keluarga yang modern dan memadai bagi orang asing pada waktu itu maka pada tahun 1971, Muhammad Saleh Kurnia mengajukan ijin pendirian toko swalayan melalui Akte Notaris Djoko Mulyadi, nomor 19. Dan pada tanggal 23 Agustus 1971 membuka gerai (outlet) yang pertama di Jl. Falatehan I, Jakarta Selatan dengan nama Hero Mini Supermarket. Pada tahun 1978 bersama Tuan Then Siok Liong, Sun Yuen Hongand Fen Hin Chon Enterprise Ltd. Hongkong dan Welcome Trading Co,Pte. Ltd. Singapore investasi mendirikan  PT. Onward Paper Corporation yang mengelola pabrik tissue dengan merk Scoott lisensi dari Scott PaperCompany Pennsyvania USA dan merk sendiri Four Roses dan PT. Hero Supermarket menguasai sepertiga dari total investasi di PT. Onward Paper Corporation. Untuk menunjang kenyamanan dan peningkatan perusahaan tahun 1987, Kantor Pusat PT. Hero Supermarket pindah menempati gedung baru di Jl. Gatot Subroto 177 Jakarta Selatan dengan supermarket berada dilantai dasar. Pada tahun 1987 ini pula perusahaan membuktikan kinerjanya dengan mendapatkan piala ARTA dari kamar dagang Indonesia sebagai pasar swalayan terbaik di Indonesia.Pada tanggal 30 Juni 1989 PT. Hero Supermarket Go Public meramaikan pasar modal dan merupakan ritel pasar swalayan pertama di Indonesia yang memperoleh kepercayaan untuk menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Penjualan saham pertama 1.795.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1000 dan ditawarkan dengan harga perdana Rp 7.200 per lembar saham dan dari hasil penjualan Tahun 1989 mencapai 159,9 miliar rupiah. Tahun 1992 PT. Hero Supermarket Tbk.Menawarkan 29.412.500 lembar saham di Bursa Efek Jakarta dengan harga penawaran Rp 1.500 per lembar saham.
Tahun 1991 PT. Hero Supermarket membuka toko swalayan kecil dengan konsep convenience store dan diberi nama Star Mart, yang melayani kebutuhan rumah tangga secara cepat, dengan lokasi yang strategis seperti Hotel, Apartemen, Komplek Ruko dan lain-lain. Selain itu Hero Group juga mendirikan semacam toko perkulakan pertama di Indonesia dengan nama Mega Super Grosir, target pasarnya adalah toko eceran kecil, koperasi, perhotelan, perkantoran, Instasi pemerintah.Tanggal 20 April 1992 jabatan Presiden Direktur sebagai pucuk pimpinan perusahaan dipercayakan kepada Ipung Kurnia karena kesehatan Muhammad Saleh Kurnia tidak memungkinkan lagi memimpin perusahaan. Dan pada tanggal 10 Mei 1992 Muhammad Saleh Kurnia meninggal di Singapura akibat sakit kanker. Bulan Februari 1998 PT. Hero Supermarket mengadakan aliansi strategis dengan Dairy Farm Hongkong, anggota Jardine Matheson.Dairy Farm memiliki penyertaan saham langsung pada Perseroan sebesar7,6 % dan melalui obligasi tukar yang dapat ditukarkan dengan saham Perseroan sebesar 24,55 %. Jalinan kerjasama ini juga diwujudkan dengan bergabungnya eksekutif Dairy Farm dalam jajaran Direksi dan Komisaris PT. Hero Supermarket Tbk.Pada tahun 1998 inilah restrukturisasi perusahaan dan kepemilikannya diperjelas dan beberapa usaha yang tergabung dalam Hero group dipersatukan dalam PT. Hero Supermarket Tbk. Yang meliputi PT. Hero Supermarket (Hero Supermarket), PT. Wiramaju Karismajaya (Mitra Toko Discount), PT. Catur Abadi Jayasakti (ShopIn), Star Mart, dan Guardian (ex Dairy Farm) dan yang lainnya di jual. Akibat kerusuhan 13 dan 14 Mei 1998, 26 gerai di Jakarta mengalami kerusakan, 6 gerai hangus terbakar, 10 gerai di jarah-rusak berat dan 10 gerai di jarah-rusak ringan, dengan total kerugian sebesar 70 miliar rupiah.
Pada tanggal 26 Juli 2002, Giant hypermarket yang pertama dibuka yang berlokasi Villa Melati Mas, Serpong-Tangerang. Giant Hypermarket dengan mottonya “Banyak Pilihan Harga Lebih Murah”dengan  menyediakan  jumlah barang yang besar antara 35.000-50.000 item yang yang mana 90% nya berasal dari  produk lokal dan etnik. Giantingin dikenal sebagai brand yang murah terjangkau dan dapat dipercaya. Pemegang saham pada Hero Supermarket per 31 Desember  2009 yakni PT. Hero Pusaka Sejati (HPS) memiliki 27,23% saham, sedangkan Mulgrave Corpuration B.V. memiliki sebanyak 69,73% saham danumum 3,04% saham. Sekadar informasi, perseroan terakhir kali membagideviden pada tahun 1998  atau 11 tahun  lalu sejumlah Rp 35 per lembar saham.PT. Hero Supermarket Tbk. mencatat penjualan Rp 6,65 triliun atau tumbuh 13 persen selama 2009. Sementara itu, laba bersih meningkat 78 persen menjadi Rp 171,8 miliar. Hero Supermarket memiliki 12.700  karyawan dan melayani pelanggan di 467 gerai. Per 31 Desember 2009 PT. Hero Supermarket memiliki gerai-gerai sebagai berikut :

Giant hypermarket                                           =             35 Gerai

Hero supermarket                                           =             50 Gerai

Giant supermarket                                           =             63 Gerai

Guardian Toko kecantikan dan Apotik            =             195 Gerai

Starmart minimarket                                        =             124 Gerai


Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan

PT. Hero Supermarket Tbk., memiliki Visi dan Misi yakni :

Visi
Menjadi peritel terkemuka di Indonesia dalam segi penjualan dan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.

Misi
Meningkatkan nilai investasi pemegang saham kami melalui keberhasilan komersial dengan menarik pelanggan dan meningkatkan daya saing yang mantap.

Falsafah
  • Kita selalu mengutamakan Service yang terbaik kepada pelanggan.
  • Kita selalu menyediakan produk yang bermutu tinggi sesuai dengan keinginan pelanggan.
  • Kita bersama-sama menciptakan kesatuan manajemen yang sempurna.

Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu wadah yang terdiri dari sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan, oleh karena itu pengorganisasian suatu perusahaan itu penting, dengan menempatkan orang-orang yang tepat dibidangnya demi mencapai tujuan perusahaan.


Bidang Usaha Perusahaan

PT. Hero Supermarket Tbk. adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang usaha supermarket, hipermarket dan minimarket serta perdagangan dan jasa. Saat ini Perseroan memiliki gerai-gerai yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia dengan mengoperasikan Giant Hipermarket, Giant supermarket, Hero Supermarket, Minimarket Starmart dan Apotik Guardian. Hero Supermarket memiliki 12.700 karyawan dan melayani pelanggan di 467 gerai.
Per 31 Desember 2009, perseroan mengoperasikan 35 gerai Giant hypermarket, 50 gerai Hero supermarket, 63 gerai Giant supermarket, 195 gerai kesehatan dan kecantikan Guardian, serta 124 gerai Starmart minimarket. PT. Hero Supermarket Tbk. Senantiasa mempertahankan komitmen terhadap visi, Menjadi peritel terkemuka di Indonesia dalam segi penjualan dan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.


Gerai Giant Hypermarket & Supermarket

Jakarta Barat
Giant Supermarket Citra Garden
Giant Supermarket Mediterania Tanjung Duren
Giant Supermarket Slipi Jaya
Giant Supermarket Taman Alpha
Giant Hypermarket Lindeteves Trade Center

Jakarta Pusat
Giant Supermarket Apartment Kemayoran 2
Giant Supermarket Gunung Sahari
Giant Supermarket Menteng Huis

Jakarta Selatan
Giant Supermarket Bintaro Veteran
Giant Supermarket Blok M Plaza
Giant Supermarket Cilandak Fatmawati
Giant Supermarket Cilandak KKO
Giant Supermarket Lebak Bulus
Giant Supermarket Mampang
Giant Hypermarket Kalibata Mall
Giant Hypermarket Poins Square (Lebak Bulus)
Giant Hypermarket Plaza Semanggi

Jakarta Timur
Giant Supermarket Buaran
Giant Supermarket Cipinang
Giant Supermarket Kalimalang
Giant Supermarket Pondok Bambu
Giant Supermarket Rawamangun Artomoro
Giant Hypermarket Ujung Menteng

Jakarta Utara
Giant Supermarket Sunter
Giant Supermarket Danau Sunter Mall

Cibubur
Giant Supermarket Citra Grand Mall
Giant Hypermarket Cibubur

Bogor
Giant Hypermarket Botani Square
Giant Suparmarket Pajajaran
Giant Hypermarket Taman Yasmin
Giant Supermarket Sindangbarang Loji
Giant Hypermarket Cibinong Square
Giant Hypermarket MetLand Jonggol

Depok
Giant Supermarket Cinere Mall
Giant Hypermarket Cimanggis
Giant Hypermarket Margo City Depok
Giant Hypermarket Tole Iskandar

Tangerang
Giant Supermarket Graha Raya
Giant Supermarket Pondok Betung
Giant Supermarket Tangerang Pinang
Giant Supermarket Tangerang Poris Paradise
Giant Hypermarket Ciledug
Giant Hypermarket Superstore City Mall
Giant Supermarket Galeong

Tangerang Selatan
Giant Supermarket Bintaro Jaya
Giant Supermarket Ciputat
Giant Supermarket Pamulang
Giant Supermarket Pondok Cabe
Giant Hypermarket Pamulang
Giant Hypermarket Vila Melati Mas
Giant Hypermarket BSD City
Giant Hypermarket Paramount Serpong
Giant Hypermarket Alam Sutera
Giant Hypermarket CBD Bintaro

Bekasi
Giant Supermarket Bintara
Giant Supermarket Jatibening
Giant Supermarket Pondok Kopi
Giant Supermarket Plaza Metropolitan Tambun
Giant Supermarket Pondok Timur
Giant Hypermarket Pondok Gede
Giant Hypermarket Harapan Indah
Giant Hypermarket Mega Bekasi
Giant Hypermarket Tambun
Giant Superstore Jati Asih
Giant Superstore Wisma Asri
Giant Supermarket Jatirahayu

Karawang
Giant Supermarket Karawang

Serang
Giant Hypermarket Serang

Cilegon
Giant Supermarket Cilegon City Square

Rangkasbitung
Giant Supermarket Rangkasbitung

Bandung
Giant Supermarket Flamboyan
Giant Supermarket Istana Plaza
Giant Supermarket Premier Plaza
Giant Supermarket Setrasari Mall
Giant Supermarket Suci
Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint
Giant Hypermarket Bandung Supermal

Bandung Barat
Giant Supermarket Kota Baru Parahyangan

Cimahi
Giant Supermarket Cimahi Mall

Cirebon
Giant Hypermarket Bypass
Giant Supermarket Cietos
Giant 'Ekstra' Hypermarket Gunung Jati
Giant Hypermarket Plered (coming soon)

Purwakarta
Giant Hypermarket Purwakarta

Tasikmalaya
Giant Supermarket Mayasari Plaza

Sukabumi
Giant Supermarket Sukabumi Indah Plaza
Giant Supermarket R.A. Kosasih

Semarang
Giant Supermarket Candi
Giant Supermarket Anjasmoro
Giant Supermarket Tlogosari
Giant Hypermarket Central City

Solo
Giant Supermarket Palur Plaza

Magelang
Giant Supermarket Pakelan
Giant Supermarket Tidar

Pekalongan
Giant Supermarket Pekalongan

Yogyakarta
Giant Supermarket Godean
Giant Supermarket Uripsumoharjo
Giant Supermarket Ring Road Utara

Surabaya
Giant Supermarket Arief Rachman Hakim
Giant Supermarket HR Muhammad
Giant Supermarket Kapas Krampung Plaza
Giant Supermarket Kedungsari
Giant Supermarket Klampis
Giant Supermarket Manukan Lontar
Giant Supermarket Mulyosari
Giant Supermarket Rungkut
Giant Supermarket Wiyung
Giant Hypermarket Maspion
Giant Hypermarket Mayjen Sungkono
Giant Hypermarket Diponegoro
Giant Hypermarket Rajawali

Gresik
Giant Supermarket Gresik

Sidoarjo
Giant Hypermarket & GO Distrindo Aloha Waru Sidoarjo
Giant Hypermarket Sidoarjo Pondok Candra
Giant Hypermarket Sidoarjo Sun City

Pasuruan
Giant Supermarket Pasar Poncol

Probolinggo
Giant Hypermarket Probolinggo

Malang
Giant Supermarket Dinoyo
Giant Supermarket Pulosari
Giant Supermarket Sawojajar
Giant Hypermarket Gajahyana
Giant Hypermarket Olympic Garden

Banyuwangi
Giant Hypermarket Banyuwangi

Bojonegoro
Giant Supermarket Bojonegoro

Madiun
Giant Supermarket Timbul Jaya

Kediri
Giant Supermarket Doho Plaza

Lampung
Giant Supermarket Mal Kartini Bandar Lampung
Giant Supermarket Pagar Alam Bandar Lampung
Giant Hypermarket Antasari Bandar Lampung
Giant Ekspres Kedamaian Bandar Lampung
Giant Ekspres Kemiling Bandar Lampung

Bengkulu
Giant Supermarket Mega Mall Bengkulu

Riau
Giant Hypermarket Metropolitan City Pekanbaru

Sumatera Utara
Giant Supermarket H.M. Joni Medan
Giant Ekspress Jl. William Iskandar Medan
Giant Ekspress Jl. Letda Sujono Medan
Giant Ekspress Jl. A.H Nasution Medan
Giant Ekspress Jl. Gatot Subroto Medan

Bali
Giant Supermarket Central Park Kuta

Balikpapan
Giant Supermarket Kebun Sayur Plaza

Banjarmasin
Giant Supermarket Banjarmasin KM 5

Samarinda
Giant Supermarket Mall Mesra Indah
Giant Supermarket Samarinda Central Plaza
Giant Extra Alaya

Tarakan
Giant Supermarket Plaza THM

Makassar
Giant Supermarket Alauddin




A.                Dampak Retail
10% penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya dalam bisnis retail. sebagian pada retail modern, dan sebagian pula pada retail tradisional. Mereka yang tidak memiliki latarbelakang pendidikan yang baik mendiami bisnis retail tradisional, sedangkan mereka yang memiliki latar belakang pendidikan seminimalnya adalah SMA mereka menjabat sebagai bagian dari retail modern, biasanya menjadi pegawai. Hal tersebut karena untuk menjadi pekerja di perusahaan retail modern harus memenuhi spesifikasi jabatan yang telah di tentukan perusahaan retail tersebut. Minimal SMU/Sederajat, namun ada pula bagian jabatan tertentu yang bisa menerima lulusan tingkat SD/SMP. Mereka ynag tidak memilki latar belakang pendidikan yang baik biasanya memutar otak lebih keras untuk dapat menciptakan hal yang baru yang dapat bersaing oleh mereka mereka yang berada pada retail tradisional. Mereka yang mendominasi retail tradisional Antara lain pedagang toko kelontong, pedagang kaki lima, dan lainlain.
Jumlah penduduk Indonesia menurut www.datastatistik-indonesia.com pada tahun 2014 sebanyak 244.814.900 jiwa. Dari data tersebut dapat di taksir sebanyak 24.481.490 jiwa menggantungkan  kehidupan nya pada bisnis retail ini. Lebih khususnya  menurut komisi pengawasan persaingan usaha (KPPU), jumlah pedagang tradisional sebanyak 12.625.000 jiwa.
Pertumbuhan Bisnis retail tidak dapat dipungkiri lagi, retail modern tumbuh 31,4% pertahun, sedang retail tradisional turun 8% pertahun, itu berarti dibeberapa tahun yang akan datang akan ada kemungkinan retail tradisional akan terus merosot dan akan mematikan perekonomian 12.635.000 jiwa yang bergantung pada sector tersebut. Terlebih mereka tidak memiliki keahlian yang menonjol dikarenakan mereka memang tidak memiliki latarbelakang pendidikan yang baik. Kemungkinan besar 12.625.000 jiwa yang perekonomian nya hancur akan mencari cari jenis pekerjaan dalam sector lain yang masih berpotensi kebutuhan mereka. Mungkin akan beralih pada sector pertanian, atau mungkin pertambangan. Sedangkan di zaman seperti ini sudah sangat sulit di temui lahan kosong yang bisa digunakan untuk pertanian. Disisi lain perkembangan retail modern masih memiiki dampak positif, bagaimanapun dengan semakin besar pertumbuhan bisnis retail modern tersebut, maka semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang tercipta. Namun lapangan pekerjaan yang diciptakan untuk orang orang yang berpendidikan tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan orang orang yang tidak berpendidikan yang dilumpuhkan.
Dengan membaiknya ekonomi Indonesia ditahun mendatang diperkirakan akan semakin banyak peritel asing masuk ke Indoneisa. Akibatnya persaingan akan semakin ketat menyebabkan semua pemain dalam bisnis retail ini berusaha keras menjalankan berbagai strategi untuk mengalahkan persaingan yang kadang menjadi tidak fair lagi. 

B.                Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan analisa dan pembahasan yang dilakukan terhadap 100 orang dengan hasil :

  •  Dimensi Keandalan ; perihal tentang ketetapan waktu dan kesesuaian janji dimana ada 13 % konsumen yang menyatakan kurang puas.
  • Dimensi Keresponsifan ; terutama perihal kecepatan dan ketelitian pekerja, dimana ada 21% konsumen yang menyatakan kurang puas.
  • Dimensi Keyakinan ; perihal perilaku dan semangat kerja para staff, dimana ada 23% konsumen yang menyatakan kurang puas.
  • Dimensi Empati ; perihal kemampuan staff berkomunikasi dengan konsumen dimana ada 10% konsumen yang menyatakan kurang puas.
  • Dimensi Berwujud ; perihal kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan, dimana ada 10% konsumen yang menyatakan kurang puas.
Dengan metode skala likert ini, responden menyatakan puas. Ini berarti Giant Hypermarket & Supermarket telah berhasil memberikan layanan yang terbaik atau yang memuaskan kepada para konsumennya, baik dari dimensi keandalan (reliability expectations), dimensi keresposifan (responsiveness expectations), dimensi keyakinan (assurance expectations), dimensi empati (emphaty expectations) dan dimensi berwujud (tangible expectations) secara keseluruhan konsumen merasa puas, dengan rata-rata nilai 380,25, dimana nilai tersebut dikategorikan Baik dengan kelas interval (340-419).




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Giant Hypermarket & Supermarket telah berhasil memberikan layanan yang terbaik atau yang memuaskan kepada para konsumennya, baik dari dimensi keandalan (reliability expectations), dimensi keresposifan (responsiveness expectations), dimensi keyakinan (assurance expectations), dimensi empati (emphaty expectations) dan dimensi berwujud (tangible expectations). Dan bisnis retail ini memiliki dampak negative dan dampak positif.

                       Saran
Meskipun sudah baik, hendaknya Giant hypermarket & Supermarket tetap berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan yang sudah ada, mungkin dengan melakukan pelatihan secara rutin kepada karyawannya agar para konsumen bisa mendapatkan pelayanan yang maksimal sehingga mereka akan senang dan loyal berbelanja di Giant Hypermarket & Supermarket.

DAFTAR PUSTAKA



Dampak Bisnis Retail Terhadap Pendapatan Nasional dan Daerah

Monday 21 April 2014

1 comments


DAFTAR ISI


Daftar Isi .......................................................................................................        1
BAB I          PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................        2
B.     Perumusan Masalah...............................................................        2
BAB II     PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bisnis...................................................................        4
B.     Macam-macam Bisnis............................................................       4
C.     Bisnis Retail..........................................................................        5
D.    Jenis Bisis Retail & Sejarahnya.............................................         5
E.     Dampak Bisnis Retail............................................................        6
F.      Profil pasar Ciputat Timur.....................................................        8
G.    Pendapatan dan pengaruhnya...............................................         9
BAB III    PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................      13
B.     Saran......................................................................................     13
Daftar Pustaka................................................................................................      14


BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Bisnis retail sudah ada sejak zaman dulu, diawali dari bisnis retail tradisional. Bentuk retail tradisional yang sudah dari sejak dahulu adalah pasar tradisional. Pasar tradisional sudah dikenal sejak puluhan abad lalu, diperkirakan sudah muncul sejak jaman kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke -5 Masehi. Seiring waktu dan perkembangan zaman, Indonesia  mulai terpengaruh oleh budaya asing sehingga muncul lah retail modern. Saatini jenis jenis ritel modern di Indonesia sangat banyak meliputi pasar modern, Pasar Swalayan, Dapartment Store, Boutique, Factory Outlet, Speciality Store dll. Pertumbuhan retail modern ini berbanding terbalik dengan retail tradisional. Hal tersebut memang karena mudahnya Indonesia menyerap kebiasaan baru yang berasal dari budaya asing.
Masuk nya retail modern memiliki dampak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Di satu sisi, retail modern dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang luar biasa, tapi di sisi lain dapat membunuh perekonomian sebagian masyarakat yang berkecimpung dalam retail tradisional.
Pertumbuhan pendapatan daerah Tangerang selatan dalam setiap tahun nya memicu saya untuk menggali apa yang mempengaruhi hal tersebut terjadi. Karena menurut data yang ada, daerah Tangerang memiliki kenaikan pendapatan yang cukup signifikan. Namun di sisi lain adanya penurunan pendapatan di sector pasar tradisional.
Dalam rencana tata kota Tangerang Selatan disebutkan tujuh kecamatan yang ada, yaitu Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, serpong, Serpong Uutara, dan Setu. Dari setiap kecamatan tersebut masing masing memiliki pasar retail, baik retail modern maupun retail tradisional.
Bila dilihat secara kasat mata, memang persaingan antar retail modern seperti supermarket akan menguntungkan konsumen dan perekonomian secara keseluruhan, namun sesungguh nya bila lebih di teliti lagi, dampak negative tersembunyi di balik perkembangan retail modern tersebut.
Makalah ini mengkaji beberapa hal, antara lain pengenalan bisnis retail, macam macam retail, dampak dari retail modern, serta pengaruh retail tradisional terhadap pendapatan daerah dan nasional.

B.                Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah mengkaji mengenai seberapa besar pengaruh pendapatan bisnis retail  terhadap pendapatan daerah dan pendapatan nasioal serta pengaruh antara bisnis retail modern dan retail nasional. Oleh karena itu masalah dalam makalah ini di rumuskan sebagai berikut :
a.       Apa pengertian bisnis retail serta jenis jenis nya?
b.      Apa saja dampak adanya bisnis retail baik modern maupun tradisional?
c.       Berapa persen pengaruh bisnis retail terhadap pendapatan daerah dan nasional?





BAB III
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Bisnis
Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok orang atau organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan/laba (profit). Pada dasarnya, kita melakukan bisnis adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan (profit).
Sebenarnya tidak hanya itu, masih ada beberapa fungsi dari bisnis yaitu :
  •  Mengubah bentuknya (form utility), yang tidak lain dari fungsi produksi
  •  Memindahkan tempat produk itu (place utility), atau fungsi distribusi
  • Mengubah kepemilikan (possesive utility), yaitu fungsi penjualan
  •  Menunda waktu kegunaan (Time utility), atau fungsi pemasaran

Sementara Steinhoff berpendapat bahwa ada tiga fungsi utama bisnis, yaitu :
  • Mencari bahan mentah (acquiring raw material)
  • Mengubah bahan mentah menjadi barang jadi (manufacturing raw materials into product)
  •  Menyalurkan barang yang sudah jadi tersebut ketangan konsumen (distributing product to consumers)


B.                Macam –macam Bisnis
Ada banyak macam jenis yang umunya kita ketahui, macam-macam bisnis ini dapat dikelompokkan berdasarkan aktivitasnya, yaitu :
  • Manufaktur adalah suatu proses pengolahan barang non jasa yang bersifat fisik, kata manufaktur sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “manus faktus” yang artinya dibuat atau diolah dengan menggunakan tangan. Contoh bisnis manufaktur adalah pabrik pembuatan batu bata dan tempe.
  • Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak yang lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan, produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
  •  Retail adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi konsumen adalah distributor dan konsumen. Contoh toko waralaba.
  • Bisnis Pertanian dan Pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman dan barang tambang seperti minyak bumi dan batu bara.
  • Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
  • Bisnis Transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain. Contonya Travel.

Salah satu dari Jenis bisnis diatas akan dibahas dalam makalah ini, yaitu Bisnis Retail
.
C.                Bisnis Retail
Retail berasal dari Bahasa Inggris, yang berarti eceran. Bisnis retail adalah bisnis mengenai jual beli dalam jumlah kecil, eceran atau satuan. Bisnis ini sangat diperlukan, agar barang yang di produksi oleh produsen dapat sampai atau dapat dinikmati oleh konsumen. Bisnis retail memiliki peranan penting bagi perekonomian. Menempati posisi kedua tertinggi setelah pertanian dalam penyerapan tenaga kerja Indonesia. Bisnis ini dianggap bisnis paling menarik, karena bisnis ini tidak pernah lekang oleh waktu. Sedangkan yang dimaksud perusahaan retail adalah perusahaan yang menjual barang eceran tersebut. Perusahaan Retail terbagu menjadi 2, yaitu retail modern dan retail tradisional.

D.                Jenis Bisnis Retail dan Sejarahnya
Bisnis Retail terbagi menjadi 2, yaitu :
1.      Retail Modern
2.      Retail Tradisional

Retail Modern
Sesuai dengan peraturan presiden pasal 1 butir 5 112/700 dan pasal 1 butir 5 Permendag 53/2008 perusahan retail modern diartikan sebagai toko mandiri yang menjual barang secara ecer baik dalam bentuk supermarket, minimarket, dll.. Pasar modern adalah tempat penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari hari), dimana penjualan dilakukan secara eceran dan dengan system pemasaran format self service (konsumen mengambil sendiri barang yang dibutuhkan kemudian membayar di kasir).
Retail modern ini di perkenalkan pertama kali di Indonesia pada era 1970-an, saat ini terdapat 3 jenis pasar modern yaitu Minimarket, Supermarket, dan Hypermarket. Berdasarkan Peraturan Pemerintah yang tertuang dalam Keputusan Presiden RI No. 112/th. 2007, didefinisikan bahwa format pasar swalayan terbagi atas tiga kategori, yaitu :
1.      Minimarket yaitu produk dijualnya hanya kebutuhan rumah tangga, makanan dan termasuk kebutuhan harian, jumlah produknya <5000 item, luas gerainya maksimum 400m2, potensi penjualannya maksimum 200 juta dan area parkirnya terbatas. 
2.      Supermarket produk dijualnya adalah kebutuhan rumah tangga, makanan, dan termasuk kebutuhan harian, jumlah produknya 5000-25000 item, luas gerainya 400-5000m2, area parkirnya sedang (memadai), potensi penjualannya 200 juta-10 milliar. 
3.      Hypermarket produk yang dijualnya adalah kebutuhan rumah tangga, makanan dan termasuk kebutuhan harian, textile, fashion, furniture, dan lain-lain, luas gerainya >5000m2, area parkirnya sangat besar, potensi penjualannya >10 milliar.
Retail Tradisional
Retail tradisional adalah perusahaan yang menjual barang eceran dalam bentuk toko kelontong, pedagang pasar tradisional, pedagang kaki lima, dan sebagainya. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, Pemerintah daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Pasar tradisional sudah dikenal sejak puluhan abad lalu, diperkirakan sudah muncul sejak jaman kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke -5 Masehi. Dimulai dari barter barang kebutuhan sehari-hari dengan para pelaut dari negri tirai bambu, masyarakat mulai menggelar dagangannya dan terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang hingga digunakan mata uang yang berasal dari negri Cina. Bahkan dibeberapa relief candi nusantara diperlihatkan cerita tentang masyarakat jaman kerajaan ketika bertransaksi jual beli walau tidak secara detail. Pasar dijamannya dijadikan sebagai ajang pertemuan dari segenap penjuru desa dan bahkan digunakan sebagai alat politik untuk menukar informasi penting dijamannya. Bahkan pada saat masuknya peradaban Islam di tanah air diabad 12 Masehi, pasar digunakan sebagai alat untuk berdakwah. Para wali mengajarkan tata cara berdagang yang benar menurut ajaran Islam. Kawasan pasar juga merupakan kawasan pembauran karena berbagai macam etnis hadir disana selain masyarakat lokal. Etnis Tionghoa, Arab, Gujarat, India merupakan para pedagang besar waktu itu. Pasar sebagian besar dibangun dipinggir pelabuhan dan sungai untuk memudahkan aktivitas bongkar muat barang dan memudahkan transaksi pembelian.

E.                Dampak Retail
10% penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya dalam bisnis retail. sebagian pada retail modern, dan sebagian pula pada retail tradisional. Mereka yang tidak memiliki latarbelakang pendidikan yang baik mendiami bisnis retail tradisional, sedangkan mereka yang memiliki latar belakang pendidikan seminimalnya adalah SMA mereka menjabat sebagai bagian dari retail modern, biasanya menjadi pegawai. Hal tersebut karena untuk menjadi pekerja di perusahaan retail modern harus memenuhi spesifikasi jabatan yang telah di tentukan perusahaan retail tersebut. Minimal SMU/Sederajat, namun ada pula bagian jabatan tertentu yang bisa menerima lulusan tingkat SD/SMP. Mereka yang tidak memilki latar belakang pendidikan yang baik biasanya memutar otak lebih keras untuk dapat menciptakan hal yang baru yang dapat bersaing oleh mereka mereka yang berada pada retail tradisional. Mereka yang mendominasi retail tradisional antara lain pedagang toko kelontong, pedagang kaki lima, dan lainlain.
Jumlah penduduk Indonesia menurut www.datastatistik-indonesia.com pada tahun 2014 sebanyak 244.814.900 jiwa. Dari data tersebut dapat di taksir sebanyak 24.481.490 jiwa menggantungkan  kehidupan nya pada bisnis retail ini. Lebih khususnya  menurut komisi pengawasan persaingan usaha (KPPU), jumlah pedagang tradisional sebanyak 12.625.000 jiwa.
Pertumbuhan Bisnis retail tidak dapat dipungkiri lagi, retail modern tumbuh 31,4% pertahun, sedang retail tradisional turun 8% pertahun, itu berarti dibeberapa tahun yang akan datang akan ada kemungkinan retail tradisional akan terus merosot dan akan mematikan perekonomian 12.635.000 jiwa yang bergantung pada sector tersebut. Terlebih mereka tidak memiliki keahlian yang menonjol dikarenakan mereka memang tidak memiliki latarbelakang pendidikan yang baik. Kemungkinan besar 12.625.000 jiwa yang perekonomian nya hancur akan mencari cari jenis pekerjaan dalam sector lain yang masih berpotensi kebutuhan mereka. Mungkin akan beralih pada sector pertanian, atau mungkin pertambangan. Sedangkan di zaman seperti ini sudah sangat sulit di temui lahan kosong yang bisa digunakan untuk pertanian. Disisi lain perkembangan retail modern masih memiiki dampak positif, bagaimanapun dengan semakin besar pertumbuhan bisnis retail modern tersebut, maka semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang tercipta. Namun menurut lapangan pekerjaan yang diciptakan untuk orang orang yang berpendidikan tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan orang orang yang tidak berpendidikan yang dilumpuhkan.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengaruh bisnis retail terhadap pendapatan daerah dan nasional. Untuk menyelesaikan pembahasan tersebut maka saya diwajibkan memilih satu bisnis retail yang kemudian akan di analisis pengaruhnya terhadap pendapatan daerah dan pendapatan nasional. Bisnis retail yang saya pilih adalah bisnis retail tradisional, tepatnya pasar tradisional Ciputat yang berlokasi di Kkecamatan Ciputat Timur, Tanggerang Selatan. Ssaya memilih lokasi ini karena di daerah kecamatan ciputat timur hanya ada satu pasar tradisional dan bersaing oleh beberapa retail modern. Berikut merupakan data data atau profil dari pasar Ciputat.

F.         Profil Pasar Ciputat Timur Tanggerang Selatan


Profil Ppasar Tradisional Ciputat Timur pada tahun 2011

Jenis Pasar                                                                                : Eceran
Tahun Berdiri                                                                            : 1997
Luas Bangunan                                                                         :  3342 m2
Luas Lahan                                                                               : 5670 m2
Jenis Bangunan                                                                         : 3 Lantai
Jumlah Kios Tersedia                                                                : 1132 unit
Jumlah kios aktif                                                                       : 489 unit
Jumlah Pedagang aktif                                                              : 816 pedagang
Jumlah MCK                                                                           : 5 Unit
Sumber Air Bersih                                                                    : air tanah
Penerangan                                                                              : PLN
TPS                                                                                         : 6
Persaingan toko modern skala kecil                                           : 6
Persaingan toko modern skala Besar                                         : 1
Persaingan pusat perbelanjaan                                                  : 3



G.        Pendapatan dan Persentase Pengaruhnya


                      Dala, pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha. Budiono (1992:180) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. sedangkan menurut winardi (1992 : 171) pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi
                     Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpukan bahwa pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.


Pendapatan Pedagang tradisional Ciputat Timur (didapat dari wawancara dengan pedagang Pasar tersebut).
Tahun 2009 : Rp.900.000.000
Tahun 2010 : Rp.720.000.000
Tahun 2011 : Rp.680.000.000

Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu (UU.No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah), pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah.


Tahun 2009 : Rp.25.400.000.000
Tahun 2010 : Rp.110.400.000.000
Tahun 2011 : Rp.307.200.000.000

           Pendapatan nasional adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.

Pendapatan nasional (bersumber dari http://diana-aprianti.blogspot.com/2012/05/pendapatan-perkapita-indonesia-1-eb-22.html)

Tahun 2009     :
Rp.24.300.000 (pendapatan perkapita) x 200.000.000(penduduk) = Rp.4.840.000.000.000.000 (4,86 kuadriliun)
Tahun 2010    :
Rp.30.049.000 (pendapatan perkapita) x 200.000.000(penduduk) = Rp.6.009.800.000.000.000 (6 kuadriliun)
Tahun 2011    :
Rp.35.500.000 (pendapatan perkapita) x 200.000.000(penduduk) = Rp.7.100.000.000.000.000 (7,1 kuadriliun)

Pengaruh pendapatan tradisional terhadap pendapatan daerah dan nasional.
pendapatan para pedagang di Pasar Tradisional Ciputat menurut data data yang ada memiliki pengaruh terhadap pendapatan daerah dan nasional, berikut adalah persentase pengaruhnya :

Tahun 2009
            Daerah : 3,5 %
            Nasional : 0,000019%
Tahun 2009
            Daerah : 0,7 %
            Nasional : 0,000012%
Tahun 2009
            Daerah : 0,22 %
            Nasional : 0,000095%

Data Tambahan yang di dapat dari http://banten.bps.go.id




Sedikit memang pasar tradisional yang merupkan retail tradisional mempengaruhi pendapatan daerah dan Nasional. Namun tidak dipungkiri, retail modern lebih banyak mempengaruhi pendapatan dari pada retail tradisional. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan daerah tangerang yang setiap tahun meningkat meskipun pendapatan pedagang retail tradisionalnya berlawanan arah itu menunjukan ada factor lain yang mempengaruhi kenaikan pendapatan daerah, salah satunya yaitu pendapatan yang bersumber dari retail modern
Dengan membaiknya ekonomi Indonesia ditahun mendatang diperkirakan akan semakin banyak peritel asing masuk ke Indoneisa. Akibatnya persaingan akan semakin ketat menyebabkan semua pemain dalam bisnis retail ini berusaha keras menjalankan berbagai strategi untuk mengalahkan persaingan yang kadang menjadi tidak fair lagi. 


BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Dari pembahasan di dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa bisnis retail terbagi menjadi 2  yaitu retail modern dan retail tradisional. Dimana masing masing retail saling berpengaruh satu sama lainnya. Kedua retail tersebut juga cukup mempengaruhi pendapatan daerah dan nasional sekian persen. Pengaruh yang paling besar berasal dari retail modern yang saat ini sedang menjamur dimana mana. Namun secara kasat mata, ternyata pertumbuhan retail modern juga memiliki dampak yang cukup negative yang mengancam para pedagang retail tradisional. Dibalik itu tetap ada dampak positive nya, tapi tidak sebesar dampak negative yang hadir akibat pertumbuhan retail modern ini.

B.                 Saran
Kondisi yang terlihat dalam makalah ini seharusnya dapat memancing kesadaran para pembuat kebijakan terhadap retail modern dan retail tradisional. Setidaknya ada peraturan peraturan mengenai retail modern dan tradisional, agar masing masing tidak ada ynag merasa dirugikan antara satu dengan lainnya.
Perbaikan sarana prasarana pada retail tradisional pun perlu diperbaiki agar tingkat kenyamanan sama besarnya dengan retail modern, sehingga persaingan lebih terasa sedikit.


DAFTAR PUSTAKA