Penalaran

Saturday 3 October 2015

Pengertian Penalaran

Penalaran Menurut Para Ahli :
  • Bakry (1986:1) menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
  • Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
  • Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
Penalaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
  • Cara ( perihal) menggunakan nalar, pemikiran, atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran.
  • Hal yang mengembangkan atau mengembalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
  • Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Dari beberapa pengertian para hli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran merupakan proses berpikir manusia untuk menguhubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan.  Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.

Ciri-Ciri Penalaran

Berikut ini merupakan ciri-ciri penalaran:
  • Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
  • Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
  • Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
  • Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Tahap-tahap Penalaran

Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
  • Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
  • Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
  • Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori.
  • Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
  • Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Metode Penalaran

Terdapat 2 metode penalaran, yaitu metode induktif dan deduktif :

  • Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

Ada 3 macam penalaran induktif :

    • Generalisasi
      • Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.
      • Dibagi menjadi 2 :
        • Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif
          Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
          Contoh : Sensus Penduduk.
                         Jika dipanaskan, besi memuai.
                         Jika dipanaskan, baja memuai.
                         Jika dipanaskan, tembaga memuai.
                         Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
        • Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif
          Fakta yang digunakan belum mencerminkan $seluruh fenomena yang ada.
          Contoh : Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
    • Analogi
      • Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
      • Tujuan dari analogi : 
        • Meramalkan kesamaan.
        • Mengelompokkan klasifikasi.
        • Menyingkapkan kekeliruan.
          Contoh : Dimas adalah pebisnis kuliner
                         Dimas berbakat di semua bidang bisnis.
                         Cawi adalah pebisnis kuliner.
                         Oleh sebab itu, Cawi berbakat di semua bidang hiburan.
    • Kausal
      • Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.
      • Terdiri dari 3 pola, yaitu :
        • Sebab ke akibat : Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
          Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.
        • Akibat ke sebab : Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
          Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.
        • Akibat ke akibat : Berpangkal dari suatu akibat, dan langsung terpikirkan akibat lain, tanpa memikirkan sebab.
          Contoh : Anda baru saja melihat tanah dan dedaunan yang basah, dan Anda menyimpulkan bahwa pakaian yang anda jemur diluar pasti basah. (Anda tidak menyebutkan bahwa disebabkan oleh hujan)

  • Metode Deduktif
Penalaran Deduktif adalah penalaran yang bertolak dari sebuah konklusi/kesimpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Dalam penarikan tidak langsung, Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus. Jenis penalaran deduksi yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :
    • Silogisme Kategorial;
      • Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi :
        • Premis umum : Premis Mayor (My)
        • Premis khusus :Premis Minor (Mn)
        • Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
          Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
      • Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
        • Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
        • Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
        • Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
        • Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
        • Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
        • Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
        • Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
        • Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
      • Contoh silogisme Kategorial:
        • My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
          Mn : Badu adalah mahasiswa
          K    : Badu lulusan SLTA
        • My : Tidak ada manusia yang kekal
          Mn : Socrates adalah manusia
          K    : Socrates tidak kekal
        • My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
          Mn : tidak memiliki ijazah SLTA
          K    : Amir bukan mahasiswa
    • Silogisme Hipotesis
      • Silogisme Hipotesis: Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
      • Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
      • Contoh :
        • My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
          Mn : Air tidak ada.
          K    : Jadi, Manusia  akan kehausan.
        • My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
          Mn : Makhluk hidup itu mati.
          K    : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
    •  Silogisme Alternatif;
      • Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
      • Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
      • Contoh :
        • My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
          Mn : Nenek Sumi berada di Bandung,
          K    : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
        • My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
          Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
          K    : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.
    •  Entimen.
      • Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
      • Contoh :
        • Mn : Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
          K   : Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Salah Nalar

Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Jenis-jenis salah nalar
  • Deduksi yang salah
    • Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
    • Contoh :
      • Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
      • Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
  • Generalisasi terlalu luas
    • Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
    • Contoh :
      • Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
      • Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
  • Pemilihan terbatas pada dua alternatif
    • Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
    • Contoh :
      • Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
  • Penyebab Salah Nalar
    • Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
    • Contoh:
      • Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
      • Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
  • Analogi yang Salah
    • Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
    • Contoh :
      • Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
  • Argumentasi Bidik Orang
    • Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
    • Contoh:
      • Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.
  • Meniru-niru yang sudah ada
    • Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
    • Contoh:
      • Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
      • Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para profesor menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika.

Sumber :
PPT "Bahasa Indonesia" by Sepitri
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/12/pengertian-dan-metode-penalaran-menurut.html
http://vitafainurwari.blogspot.co.id/2014/03/teori-teori-yang-berhubungan-dengan.html
http://ilmanfadilah.blogspot.co.id/2015/03/makalah-bahasa-indonesia-2-penalaran.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
https://books.google.co.id/books?id=BADrCn6lQ0oC&pg=PA209&dq=penalaran&hl=id&sa=X&ved=0CCEQ6AEwAmoVChMIoKCei-CmyAIVQwaOCh0UGARf#v=onepage&q=penalaran&f=false
http://sap.gunadarma.ac.id/upload/PB-022102.pdf



0 comments:

Post a Comment